SALAH PAHAM
Ø NAMA PEMAIN
Aninda Nurul Hadijah : Ija(siswi) Amelia Chelsea :Amel (siswi ) Didimus Pasira : Pak Didi (guru) Noermansyah : Anca (siswa) Putu Devi Cahyani : Devi (siswi) Vivi Hardianti H. : Vivi (siswi) Suasana Kelas tampak begitu sepi, hanya terlihat dua orang siswa yang sedang asyik membaca buku.
Vivi : “Anca buku apa ko baca?” (dengan ekspresi yang sangat lugu).
Anca : “ Buku apa maumu?”( sambil memandang kearah vivi)
Vivi : “ eh.. eh..eh.. ditanya malah bertanya lagi.”
Anca : “ Buku matematik, kenapa i kah??.”
Vivi : “Mana coba ku liat i kade e...!.”(sambil duduk disamping anca).
Tiba- tiba datanglah devi dan ija lalu mendekati anca dan vivi.
Ija : “ Wwee, kau orang dua apa ko bikin berdua-duaan disini, orang istirahat eh kau dua
orang malah pacaran disini!.”(sambil memandang sinis kearah vivi dan anca)
Devi : “Iyo, mentong ini dua orang, baku bawa terus hah.. kayak prangko saja dengan
surat,,!!.”
Vivi : “ Tidaaaaakkkk,,, tidak begitu!.”(dengan nada memelas)
Ija : “Mengaku mi ko saja, alasan lagi??.”(sedikit memaksa).
Anca : “Awweeehh betul ka’, astagaaaa,, ndak ada hubungan apa- apa kak sama vivi,
belajar jie kak sama- sama disini!.”
Devi : “Banyak sekali alasanmu dua orang,,mengaku ko saja! Sa lapor kau nanti bilang
pacaran dalam kelas.”(dengan nada mengancam)
Ija : “ Ndak pernah ko kah baca itu peraturan, besar-besarnya ditempel dikelas..”(sambil
menunjuk kearah tulisan tata tertib yang menempel di dinding).
Devi : “Mana ku bacakan ini anak, siswa dilarang keras berduaan dengan lawan jenis dikelas,..”(membacakan tatib yang tertempel di dinding)
Ija : “ Hemmm,mu dengar mie kah? aih abis ko dua orang, tunggu mie sa lapor ko sama
pak Didi..(menujuk ke arah vivi dan anca).
Vivi : “Beh jangko begitu,, ndak mu kasihani kak kah,,!!”(nada memelas)
Anca : “ Fitnah ko namanya itu kalau mu lapor kie.. berdosa kau itu!! Betulan kak, aweh
serius kak!.”(berdiri dari duduknya, dan mulai terpancing emosi).
Vivi : “ Masuk neraka ko itu, betulan kak, na bilangi ka begitu nenekku.”(nada polos)
Ditengah pembicaraan mereka, kemudian datanglah Amel menghampiri mereka. Amel juga teman sekelas mereka dan sekaligus sahabat vivi. Vivi dan anca memang dikenal sebagai siswa berprestasi di sekolah mereka, namun vivi dan anca tidak banyak bergaul dengan teman-temannya. Mereka biasa menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan atau di dalam kelas dengan membaca buku. Karena sifat mereka yang tertutup inilah yang membuat mereka kurang disukai oleh teman-teman sekelasnya.
Amel :”Kenapa ini ribut-ribut?”
Ija : “ Ini e,orang dua ku dapat berduaan dikelas na padahal dilarang kie begitu!”
Devi : “Iyo, mau ki pergi lapor i di pak didi ,, sekalian masuk bk i berdua!”
Amel : “ Bi tawwa ,, tidak pacaran jie toda’ !”
Ija : “ Kenapa kau bela-bela ini dua orang, mau ko kah jadi pahlawan?.”
Devi : “ Ioo,, mau ko jadi jagoan kah?? Apa juga dasarmu bela ini dua orang coba!”
Amel : “ Na tidak salah memang i, kenapa ko kah ganggu terus ini dua orang, ah cemburu
ini eee...”(menatap tajam ija dan devi)
Ija : “Astaga, pilihan terakhir mi kapang kalau mau ki suka sama anca,.”(mulai emosi )
Amel : “ Trus kenapa ko paeng tidak suka sekali liat ini anak berduaan!”(sama emosinya)
Devi : “Kita toh cuman mau itu peraturan ditaati, bukan dilanggar.”
Anca : “Eh, ko pikir peraturan apa yang sa langgar kah??.”(sambil memukul meja karena marah)
Ija : “ Yah tidak sadar ko kah kalau berdua-duaan sama lawan jenis dikelas saat jam istirahat itu, dilarang!!..”
Devi : “ Iyo, dilarang Keraass!”
Vivi : “ Kan mau ji ka’ tadi liat apa yang di pelajari sama anca.”(nada memelas)
Amel : “ Tidak ko dengar itu,, hmmm kau itu berdua memfitnah saja..!!!.”
Devi : “ Eh mulutmu harimaumu, sembarang bang menuduh ini e!”
Amel : “ Eh tidak menuduh sembarang kak, karena tidak betul memang itu tawwa yang ko
bilang!.”
Ija : “Kau itu di’, cari ribut betul ko, baru datang mette-mette, sotta-sotta lagi..!!”
Amel : “ Yah apa yang sa bilang memang betul nah,, kau jie yang dari tadi fitnah orang,
mau lagi pergi melapor salah-salah!”
Devi : “Apa kah maumu???” (mendorong amel)
Amel : “ Jangan ko memfitnah ,!!”(balas mendorong)
Suasana semakin panas, ketika hampir saja amel dan devi berkelahi, tiba- tiba lewatlah pak didi didepan kelas. Pak didi, lengkapnya Didimus pasira S.Pd. adalah salah seorang guru disekolah mereka, beliau dikenal sebagai seorang guru killer. Dengan membawa sebuah mistar panjang dan memengang beberapa buah buku.
Didi : “ Kenapa kalian ribut-ribut. Ini sekolah bukan pasar, jadi jangan seenak hati kalian
saja dalam bertindak.”(masuk kedalam kelas dan memarahi siswa yang sedang
berkelahi).
Amel : “ Maaf Pak, tapi mereka yang mulai duluan.”kata amel (menunjuk kearah devi dan
ija)
Devi dan ija: “ Bohong pak!.” ( mereka serempak.)
Amel : “ Apanya yang bohong, memang kau yang tadi mau fitnah vivi sama anca !” (dengan
nada marah dan seolah tak mempedulikan bahwa pak guru ada di depan mereka).
Vivi : “Ia pak, mau tadi di lapor salah-salah ki pak..”
Devi : “Yah , na memang betul pacaran ko dua orang tadi dikelas.”(merasa terpojokkan)
Didi : “ Apaa??” (memandang garang kearah vivi dan anca)
Vivi : “Biii,, tidak kasian pak !”
Didi : “Betulkah mereka pacaran di dalam kelas?.” (nada emosi)
Ija dan devi: “ Ia, pak!”
Amel : “Tidak pak, mereka cuma belajar bersama saja.”
Didi : “ Apa betul vivi, anca kalian pacaran didalam kelas pada jam istirahat!!! Jawab
bapak dengan jujur.(sambil menatap tajam kearah anca dan vivi)
Anca, vivi Dan amel hanya diam tidak menyahuti perkataan pak didi.
Didi : “Kalau sampai kalian benar – benar berdua-duaan di dalam kelas, itu berarti kalian
sudah melanggar peraturan dan saya akan memberi kalian hukuman yang
setimpal.”(memandang tajam kearah mereka)
Anca : “ Kenapa ki menuduh kayak begitu pak...saya tahu juga ji peraturan itu pak dan
tidak mungkin saya langgar.”
Devi : “Bohong kita pak, nyata-nyata ku liat tadi 2 orang dalam kelas.”(nada menjatuhkan
lawan)
Anca : “Nah memangnya kalau berdua dalam kelas sudah pasti pacaran????”
Devi : “ Ya...memang tidak pasti pacaran ...tapi mereka berduaan sambil mesra-
Mesraaan pak.”(mulai berbohong)
Vivi : “Mesra???? Dimana ka kodong mesra-mesraan???.”(main panik)
Ija : “itu tadi dekat-dekatan duduk, nempel lagi!.” (ikut berbohong)
Anca : “Astaga...dimana ka lagi nempel-nempel???perasaan dari tadi duduk di kursi
masing-masing ji ki nah!.”
Devi : “ Argh....mana ada???? Ku liat ko tadi mau pegang tangannya vivi”
Amel : “ Bii,, fitnah tingkat tinggi sekali ini devi e..”
Ija :“Kau toh baru datang, sotta lagi.. tidak ko liat jhe tadi.”
Didi : “ Sudah, kau semua diam. Saya bingung sama kalian, sudah dewasa tapi kelakuan
kalian masih kekanak-kanakan., sekarang bapak mau tanya sama vivi dan anca,
kenapa ko berdua-duaan didalam kelas?”
Anca : “ Belajar sama- sama ji ki tadi pak, bukan pacaran. Cuman Devi dan ija yang
menuduh salah-salah pak.”
Vivi : “ ia kita pak, belajar bareng jie kie tadi, tidak lebih.. sumpah pak,.”(dengan wajah
yang pucat )
Didi : “ Ohh,, begitu kah. nah ija dan devi, sekarang kalian harus minta maaf sama
vivi,anca dan juga amel.”
Ija : “ Tidak kasian pak. Na diliat sendiri tadi berdua-duan dikelas, apa coba na bikin
kalau bukan pacaran?”
Devi : “Ia pak.” (mendukung ija )
Didi : “ Apa kalian punya bukti, kalau mereka pacaran ?”
Ija :” ahhh anu pak, saya liat ji tadi berdua-duaan i jadi saya kira mi pacaran”
Didi :“ hmmm kalau begitu kalian ternyata salah paham, anca dan vivi hanya baca buku
sama-sama kalian kira pacaran i”
Vivi :” betul itu pak”
Didi :” Sekarang ija sama devi sebaiknya kalian mengaku karena saya rasa anca dan vivi
sudah berkata jujur.”
Ija :” Sebenarnya pak, kami cemburu melihat mereka karena setiap ulangan pasti nilai
mereka berdua yang paling tinggi.”
Devi :” Iya pak, apalagi karena pas ulangan fisika dia ji yang tidak remedial”
Didi :” hmmm semua sudah jelas mi sekarang, kalian memang hanya mengada-ngada. Jadi
sekarang saya minta kalian minta maaf sama anca dan vivi”
Ija :” Hmmmm minta maaf ka pale kalo begitu”(terpaksa)
Amel :” Tidak ikhlasnya minta maaf..!”
Devi : “ Apa kah maumu?, Minta maaf ki salah, Bohong salah..!.”
Didi : “ Ya sudah-sudah ,, bertengkar lagi.. !”(melerai pertengkaran mereka)
Vivi : “ Ia, Teman-teman jangan mie kie berkelahi lagi bh ,,kan semua salah paham ji tadi
itu.”
Devi : “ Ia peng , minta maaf kak vivi, anca, amel... sadar mie kak kalau salah kak tadi
sama ija.”(menjabat tangan Vivi,Amel dan Anca)
Ija : “ Ia bah, minta maaf kak juga.”(Melakukan tindakan yang sama dengan devi)
Amel : “ Ia, saya juga.”
Anca : “ yah begitu ,, damai-damai... cinta damai tapi perang semakin ramai.”
Didi : “ Nah begitu nak, kita sesama teman tidak boleh saling membenci dan saling
mencela apalagi memfitnah , karena itu sama juga jie dengan memakan daging
saudara sendiri.”
Anca : “ Ia pak, apapun makanannya minumnya teh botol sosro...!”(sambil bercanda)
Didi : “ Dasar anak sekarang diceramahi malah main-main. Kalau begitu kalian saya
hukum semua karena ribut tadi.”(dengan garang)
Anca : “ Jangan pak, maaf pak..!”
Ija : “Ia pak, jangan mi bah mau ki nanti ulangan sudah ini!(nada memelas)
Didi : “Ah, saya tidak mau tau. Lari keliling lapangan basket sepuluh kali sana. Sambil
pungguti semua sampah yang berserakan di pinggir lapangan.”(dengan tegas)
Semuanya serentak bersujud dan berkata “ jangan mie kasian pak,!”
Vivi : “ Janji kie pak tidak berkelahi mie ki kasian lagi pak.”
Devi : “ia pak!”
Didi : “Ia,, ia berdiri semua,,oke kalian tidak bapak hukum tapi kalian harus janji untuk
tidak bertengkar lagi, ok??”
(semua serempak menjawab “ia pak!!!”.)
Keluarlah pak didi dari kelas,yang lain pun keluar dari kelas menuju kantin sekolah. Tinggallah anca dan vivi didalam kelas.
Anca : “ jangan kie bilang yang sebenarnya di’ dinda, oke??”(mengacungkan jari kelingkingnya kearah vivi sambil mengedipkan satu matanya)
Vivi : “ Ia,, tenang mi ki kanda...”(vivi membalas dengan tangan kelingkingnya melingkar ditangan anca)
**SELESAI**