Jumat, 15 April 2011 | By: Cempaka ceria

Cerpen

Cinta Dalam Bus
Keindahan cinta memang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata, cinta juga tat dapat ditebak kapan ia akan datang dan kapan ia akan pergi. Cinta bisa terjadi karena kebersamaan. Cinta lokasi?? Hmm,kita sudah sering mendengarnya kan.. banyak orang yang sudah mengalaminya, dan hampir menjadi sesuatu yang lazim terjadi. Hal ini yang aku alami.
   Jarum jam menunjuk angka  delapan lewat tiga puluh menit, ini berarti setegah jam lagi bus akan berangkat. Namun aku masih sibuk  dirumah memasukan barang-barang yang akan aku bawa kedalam tas, sementara ibu sedang menyiapkan beberapa cemilan yang bisa aku makan di perjalanan nanti. Rencananya malam ini aku akan berangkat ke makassar untuk mengikuti kegiatan keagamaan. Saat aku sedang mengecek ulang barang-barang ku, handphone ku tiba-tiba saja berdering. Dibalik telpon pak ketut sudah mengingatkan ku untuk segera berangkat karena tigapuluh menit lagi  bus akan berangkat, sementara jarak perjalan dari rumah ketempat perwakilan bus ditempuh dalam waktu limabelas menit, akupun masih harus ke minimarket untuk membeli beberapa perlengkapan lagi yang akan  ku bawa. Seketika aku meloncat dari tempat tidur dan segera berganti pakaian.  Beberapa menit kemudian aku telah siap dan segera berangkat menuju perwakilan bus setelah sempat singgah dimini market. Setibanya di perwakilan bus ternyata bus yang akan kami tumpangi sudah siap. Dengan tergesa –gesa aku segera turun dari motor,dan mengangkat tasku dibantu oleh ayah.  Saat aku hendak menghampiri sahabatku,ayu  yang sedang asyik bercerita dengan dewi adik kelasku, ‘’ay....uuu’’...tiba- tiba saja aku terperosok kedalam selokan.  Kaki kiriku terkena air comberan yang kotor dan bau.. hikss menyedihkannya nasib ku malam ini, jeritku dalam hati ditambah lagi dengan orang-orang yang menertawaiku. Setelah dibantu oleh sahabatku ayu, kaki kiri ku yang terjebak didalam selokan kecil  akhirnya bisa keluar dalam keadaan mengenaskan, Penuh lumpur yang berbau menyengat. Aku segera berlari kekamar mandi untuk mencuci kaki ku yang penuh lumpur ini. Untung saja lumpur itu tidak sampai mengenai celana panjangku, hanya sebatas mata kaki yang terkena lumpur.   Setelah membersihkan kakiku dari lumpur  kemudian Aku dan Ayu masuk kedalam bus untuk mencari kursi yang aku tempati..
  “Ini dia kursi nomor 8 dan 9 yu..” kataku sambil meletakkan tas ku dibawah jok kursi.  Ayu duduk dekat jendela sedangkan aku duduk disamping kirinya. Disebelah kursi kami ada Rio dan Adit. Rio,Adit ,Ayu, Dewi dan aku adalah siswa yang diutus untuk menghadiri kegiatan keagamaan dimakasar. setelah semua penumpang naik kedalam bus , bus pun segera melaju. Dalam perjalanan aku asyik bercerita dengan sahabatku ayu, hingga hampir larut malam kami belun juga tidur. Lampu bus pun telah mati dan suasana dibus yang tadinya ramai menjadi sepi karena sebagian penumpang telah tertidur, begitu pula ayu. Dia sudah ada didalam mimpi, mungkin ia kecapekan cerita denganku.  Karena suhu dalam bus yang cukup dingin ditambah lagi diluar sedang hujan aku pun menutupi kakiku dengan selimut yang dibawa ayu.
  Aku sama sekali tidak dapat memejamkan mataku, entah mengapa. Padahal aku tipe orang yang jarang begadang. Saat aku melirik kesamping ternyata , adit juga masih belum tidur. ia masih sibuk memainkan handphonenya. Karena kursiku agak dibelakang dari kursinya aku dapat dengan mudah memperhatikan apa yang ia lakukan. Saat aku sedang asyik memperhatikanya tiba-tiba saja ayu terbangun dan mencari sesuatu dalam tas kecil yang ia bawa. “nyari apa yu??” tanyaku pada ayu yang masih sibuk membongkar isi tasnya. “ nyari plastik, aku mual nih mau muntah!!” dengan wajah yang pucat, aku pun jadi panik. “ nih .. aku bawa!,” kata adit sambil menyodorkan sebuah kantongan plastik kecil hitam kearahku, aku segera memberikannya pada ayu. Wow ternyata adit baik banget sih.. kataku dalam hati. “ Uuueeeekkkk...ueekkk... !!” ayu tampak begitu pucat . aku segera mengosok lehernya dengan minyak angin. “kamu bawa tissu tidak dev??” kata ayu,  “yah , aku gak bawa tissu, gimana dong???” . “ Nih ada tissu..!!” adit melemparkan tissu kekursiku,.. aku segera mencari air aqua di dalam tasku dan ku berikan pada ayu. “ gimana yu, masih mual??”..udah ngak sih tapi masih agak pusing!!”  tutur ayu sambil merebahkan badannya kembali kekursi. Nih kamu pake minyak angin punya aku, biar pusingnya hilang” kataku sambil memberikan minyak anginya..
Tak lama kemudian, ayu pun tertidur . ih aku rada jeles sama ayu, habis adit perhatian banget sama dia, tadi pas dia mual... gimana coba kalau aku yang ada diposisi ayu? Apa adit akan berbuat hal yang sama buat nolongin aku” gerutuku dalam hati. Adit adalah temanku sejak kelas 1 SD, aku selalu bertemu dengannya setiap ibadah . Walaupun kami tidak satu sekolahan tapi aku cukup mengenalnya karena aku juga bertemu dengan dia saat sekolah minggu(belajar agama setiap hari minggu), awalnya aku hanya mengangap adit  seperti teman-teman pria ku yang lain, tapi setelah memasuki masa sma, penampilan adit berubah menjadi lebih cakep dan lebi rapi. Ia tampak lebih bersinar dibanding teman-temanku yang lain. Aku jadi mulai tertarik dengannya.  “dev, kamu kenal selvi gak??” kata adit, membuyarkan lamunanku. “ hhmmm... ia kenapa?” kata ku agak terbata-bata mungkin karena aku begitu gugup, pasalnya ini pertama kalinya aku bebicara hanya berdua dengan adit. “dia teman smp mu kan??”kata adit “ia , dia salah seorang sahabatku, apa sekararang kamu sekelas sama dia??” kataku bersemangat. “Ia , dia sekelas sama aku...”kata adit lagi. Akhirnya kami menghabiskan waktu dengan bercerita tentang banyak hal, mulai  dari pelajaran disekolah, hobi, dan banyak lagi hingga waktu menunjukakan pukul 2 pagi, aku mulai mengantuk dan langsung saja tertidur begitu pula dengan adit. Sesampainya kami diwisma aku segera menuju kamar yang telah disediakan oleh panitia, aku menceritakan semua yang aku alami di bus semalam bersama adit. “ yu, t au gak semalam aku tuh cerita panjang lebar loh sama adit di bus..!!” kataku dengan penuh semangat. “ ehmmm pantasan aja kamu senyum-senyum trus sejak kita turun dari bus, hmm ada yang lagi kasmaran nih!!”kata ayu sambil tidur-tiduran ditempat tidur. “ih apaan sih!, gak lah cuman senang aja bisa lebih akrab sama dia?” kataku agak sedikit malu. “ngaku aja deh dev?? Kamu naksir kan sama adit, hayo ngaku??” tutur ayu sambil terus mengodaku. “ ah.. apaan sih yu,, jangan sembarang nuduh deh!!” aku gak sembarangan nuduh lagi, kan buktinya dah jelas semenjak semalam kamu ngobrol-ngobrol sama adit, kamu jadi tambah semangat gini kan..??” ayu terus menggodaku.
Selama tiga hari, aku jadi jarang lagi ngobrol lagi sama adit soalnya kamar kami jauhan dan kami gak satu kelompok, palingan cuma sms-an aja. Namun selesai penutupan acara kami  jadi sering ngobrol lagi, karena adit dan aku sama-sama mutusin buat tinggal lagi sehari dimakasar sementara rombongan yang lain sudah kembali kepalopo duluan setelah penutupan. Rencananya aku bakalan pulang bareng  sama adit. Aku minta izin buat tinggal sehari lagi dimakasar kepada kedua orangtuaku, dan rencananya juga aku mau nginap dirumah om aku, biar  aku bisa diantar jalan sama sepupuku.
Aku minta izin pake nama adit segala lagi, tujuannya sih cuma satu, biar dapat izin buat tinggal. Habis kalau aku pulang sendiri gak bakal diizinin sama orangtua ku, dan dapat dipastikan kalau ayah akan langsung nelpon pak ketut buat maksa aku pulang bareng sama rombongan. Aditnya sih mau nginep di rumah kakaknya  yang tinggal dimakasar. Dia katanya mau nyari titipan ibunya dulu baru pulang. Nah kami kompakan deh buat buat pulang keesokan harinya, adit katanya yang bakal nyariin tiket busnya.
Sehari dimakasar aku manfaatin dengan sebaik-baiknya. Malamnya sekitar jam 8 lewat adit sms katanya aku disuruh cepat-cepat keperwakilan bus. Karena busnya berangkat jam 9, dia bilang jarak perwakilan bus dengan tempat aku tinggal jauh banget . Jadi aku disuruh datang lebih awal sama dia. Setelah pamit sama om dan tante aku beserta putri-putrinya yang lucu-lucu ,widya sepupuku mengantarku  ke perwakilan. Setelah tiba diperwakilan aku baru tau kalau aku duduk bareng adit. Huuuu kan jadi deg..deg-an, mana adit gak bilang-bilang lagi. Kalau dia bilang kan aku bisa siapin mental dulu buat duduk bareng sama dia.
Aku mengambil tempat didekat jendela biar aku bisa liat bintang-bintang dari dalam. Hal itu mungkin akan mengurangi rasa gugupku duduk bareng adit. Pukul 9 teng, bus melaju meninggalkan perwakilan menuju palopo. “ dev menurutmu bagaimana kegiatan kemarin ?? seru gak??” kata adit yang semula diam, “ ia, seru banget mana banyak gamesnya jadi gak ngantuk deh ngikutin acara yang hampir sehari penuh itu..!!” kataku semangat. Eh ngomong-ngomong siapa sih nama teman kamu yang satu team sama kamu pas game bola air itu??” kata adit tak kalah semangatnya dengan ku. Mendengar pertanyaan adit itu aku menjadi agak kecewa, semangatku untuk ngobrol bareng  sama dia jadi turun drastis. “ Desi maksud kamu??” tanyaku dengan nada tanpa semangat , Emang kenapa??”.  “Gak.. gak apa-apa kok, ngomong-ngomong dia cakep banget ia?? Kamu punya nomor handphonenya gak??” tanya adit dengan antusias. “ wah gak ada dit..!!” padahal aku pnya nomor telpon desi tapi aku masih jouless sama dia jadi tidak ku berikan pada adit. Selanjutnya perjalanan ku menjadi tidak menyenangkan karena adit terus saja bercerita tentang desi. Karena lelah mendengar certa adit tentang desi aku pun memutuskan untuk tidur. tak lama setelah memejamkan mata , aku terbangun ketika ku lirik jam ternyata jam menunjukan pukul 11 malam.  Karena sakit kepala menyerang akupun terbangun, rasanya aku mual mungkin karena jalannan yang dilalui kurang bagus sehingga goncangan dalam bus begitu terasa.
“Adit , kamu bawa minyak angin gak? kepalaku sakit banget nih..” tanyaku sembari membangunkan adit. “ehhmmm gak ada!” katanya lalu kembali tidur.. ih nyebelin banget sih nih adit , bukannya nanya aku kenapa malah dia tidur lagi. Tapi ketika kucoba untuk memejamkan mataku agar sakit kepalaku hilan g , adit tiba-tiba saja bangun dan memberiku permen. “Ni aku punya permen, kamu makan gih biar mualnya hilang!!” kata adit sambil menawarkan permen itu kepadaku. Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku , aku gak bisa makan permen kalau udah tengah malam, dalam keadaan begini lagi. Karena itu adit menarik tanganku dan meletakakkan semua permennya digenggamanku. “pegang aja ya permennya, siapa tau entar kamu mau makan permennya!??” katanya padaku. Setelah itu adit tidak kembali pada posisinya semula, ia sekarang sibuk mencari sesuatu didalam tasnya. Awalnya aku agak kesal sama si adit , masak orang sakit kepala malah dikasiin permen, “ aduh aneh banget ia ni anak...!!!” kataku setengah berbisik. Tak lama kemudian adit memberiku kantong plastik putih yang berukuran sedang, “ kamu pegang ya , siapa tau ntar kamu kepingin muntah?” tutur adit sambil memberikan kantongan itu, dia pun kembali menunduk dan mencari sesuatu dalam tasnya. “ kamu kayaknya kedinginan , mau pake selimut??” tanyanya padaku, aku hanya menganggukan karena aku rasa tubuhku hampir membeku kedinginan. Bagaimana aku tidak kedinginan kalau kursi ku tepat berada dibawah AC  dan diluar juga hujan, dan aku tak mengenakan jaket sama sekali. Adit mengambil selimut kecil dalam tasnya, kemudian ia yang menyelimutiku... menyelimuti aku.hufft sontak aku berteriak girang dalam hati, so sweet. Tidak cukup sampai disitu dia juga mereset  AC yang ada diatas kursiku agar suhunya tidak terlalu dingin, setelah itu ia membenahi kursiku agar aku bisa tidur dengan baik..  “ makasih dit.!!” Kataku pelan. “ia sama-sama, sekarang kamu coba tidur ya, biar sakit kepalanya hilang!!” katanya , akupun mencoba memejamkan mata namun sekarang aku gak bisa tidur bukan hanya karena kepalaku yang masih pusing tapi karena tindakan adit barusan yang so sweet tadi bikin aku kebayang-bayang trus...
Jam menunjukan pukul 3 pagi ,aku masih belum bisa tidur. Suasana didalam bus pun masih sunyi karena semua penumpang masih tidur. adit juga tampaknya sedang tidur saat aku menengok kearah nya dan karena selimut yang diberikan adit kurasa cukup untuk kami berdua, akupun menarik selimut yang menutupi tubuhku dan menyelimuti kaki adit serta kakiku. Aku tau kalau dia juga lagi kedinginan. Aku jadi sedikit kegeeran karena tindakan adit tadi, dia perhatian banget sama aku, ngasih permen yang awalnya konyol, kantongan plastik buat jaga-jaga katanya, ngasihin selimut ... uh semuanya komplite. Ada yang konyol dan ada yang so sweet banget menurut ku. Tak lama kemudian aku pun tertidur.
Saat aku terbangun ternyata kami hampir tiba dipalopo, aku melirik adit yang tampak sedang siap-siap untuk turun. “ gimana sakit kepalanya ,udah mendingan gak?” katanya . “ Ia udah mendingan kok, makasih ya..!!” kataku sambil melipat selimut milik adit dan segera kuberikan padanya. “ia sama-sama” kata adit lagi, tak lama kemudian bus berhenti tepat didepan lorong rumah adit. “ Duluan ya,..” katanya sambil melambaikan tangan padaku dan ku balas dengan anggukan serta senyuman kecil. Rasanya aku gak mau adit turun dan aku mau kalau aku masih bisa terus bareng sama adit terus dalam bus. Khayalan ku pun pecah saat kernet bus menegurku. “ Dek,udah nyampe nih depan lorong rumah kamu” katanya. Aku segera turun dari dalam bus, Kenangan indah dalam bus ini akan selalu aku kenang kataku dalam hati..
***

0 komentar:

Posting Komentar